Beberapa Jenis Elang di Indonesia, Berikut Ciri, Sebaran & Status Konservasi

burung elang
Agustus 30, 2023 0 Comments

Elang merupakan burung simbol kegagahan. Burung ini merupakan satwa karnivora yang mampu terbang tinggi dan menerkam mangsanya dengan cepat.

Dari sekian banyak jenis burung elang yang tersebar di dunia, setidaknya Indonesia memiliki 17 jenis elang yang tersebar di seluruh nusantara. Berikut ini adalah daftar jenis burung elang yang hidup di Indonesia.

Mengenal Elang

Elang atau dalam istilah bahasa Inggris disebut Eagle adalah burung pemangsa berukuran besar dari suku Accipitridae, terutama genus Aquila. Sedangkan burung pemangsa lain yang berukuran lebih kecil disebut dengan Elang-alap atau Hawk dari genus Accipiter.

Elang merupakan satwa berdarah panas dengan rentang sayap lebar dan tubuh ditutupi oleh bulu pelepah. Burung ini berkembangbiak dengan cara bertelur. Ciri telur elang bercangkang keras dan ditempatkan di sarang yang sulit dijangkau, misalnya di lereng gunung atau pohon yang sangat tinggi.

Burung elang adalah hewan karnivora. Mangsa utamanya adalah mamalia kecil, seperti tikus, tupai dan kelinci, serta kadal, ikan, ayam dan burung kecil lain. Bahkan elang juga memangsa serangga tergantung ukuran tubuhnya. Elang yang hidup di wilayah perairan umumnya memakan ikan sebagai menu utama.

Meski tidak memiliki gigi, elang mampu mengoyak dan mencabik daging mangsa dengan paruh serta cakarnya yang tajam. Burung ini juga memiliki indera penglihatan yang sangat tajam dan berguna untuk menentukan sasaran dari ketinggian di udara.

Sistem pernapasan elang sangat baik, burung ini mampu membawa oksigen banyak untuk terbang. Struktur jantung elang juga mirip seperti manusia yang terdiri dari empat bilik, yaitu atrium pada bagian atas dan ventrikel di bagian bawah.

Jenis Burung Elang di Indonesia

Setidaknya terdapat 17 jenis burung elang yang hidup di Indonesia. Berikut ini adalah penjelasan singkat mengenai elang asli nusantara, antara lain:

1. Elang Hitam

Elang hitam atau Ictinaetus malayensis adalah burung berukuran sedang atau sektiar 70 cm. Akan tetapi saat terbang burung ini terlihat besar dengan rentang sayap lebar. Elang hitam merupakan jenis elang dengan daya survival tinggi dan tersebar di wilayah ketinggian 300 sampai 2.000 mdpl.

Ciri khas elang hitam adalah sayapnya yang menjari, lebar dan kokoh. Bulu tubuhnya hitam pekat kecuali pada ekornya yang agak kecokelatan dan tumbuh panjang. Bagian dada terdapat corak garis seperti elang brontok serta kaki berwarna kuning. Ciri lain dari elang hitam adalah ukuran jari kelingking pendek dan tidak proporsional.

Burung ini aktif pagi hingga siang hari. Pola terbang yang dilakukannya adalah soaring atau gliding dan sesekali mengeluarkan suara seperti elang ular bido. Saat mencari mangsa, elang hitam akan terbang rendah di atas tajuk pohon untuk membidik tikus, kadal, tupai, ayam dan hewan kecil lainnya.

Elang hitam adalah puncak rantai makanan dalam ekosistemnya. Meski populasinya cenderung cukup banyak, namun penyebarannya terbatas pada kawasan hutan. Elang hitam merupakan satwa yang dilindungi oleh undang-undang dan berstatus beresiko rendah (least concern) menghadapi kepunahan.

2. Elang Brontok

Elang brontok atau Spizaetus cirrhatus adalah burung berukuran sedang sekitar 60 cm dan secara morfologi mirip seperti elang jawa. Keunikan elang ini adalah dua fase yang dialaminya, yaitu fase gelam dan fase terang. Selain itu, elang brontok juga tebagi menjadi beberapa ras dan variasi bentuk, seperti elang brontok berjambul atau tanpa jambul.

Bentuk sayap elang brontok agak membulat dan menekuk sedikit ke atas seperti elang jawa. Akan tetapi, perbedaannya terletak pada ukuran ekor yang lebih pendek, dua titik terang pada sayap serta garis vertikal di bagian dada saat fase terang.

Fase terang elang brontok ditandai dengan bagian bawah tubuh bercorak vertikal mirip elang hitam muda dan elang jawa, serta tubuh bagian atas berwarna cokelat. Fase peralihan ditandai dengan warna bulu keabu-abuan pada bagian bawah dan bagian atas tetap berwarna cokelat. Sedangkan fase peralihan bulu elang brontok akan berubah menjadi hitam pekat seperti elang hitam dewasa, namun tanpa warna kuning pada paruhnya.

Elang brontok sangat jarang mengeluarkan suara. Burung ini termasuk pendiam saat terbang. Mangsa utamanya adalah tikus, tupai, kadal, bajing dan hewan darat berukuran kecil lainnya.

Populasi elang brontok dilindungi oleh undang-undang. Sedangkan menurut IUCN, statusnya berada dalam kondisi resiko rendah atau least concern. Sebaran elang brontok meliputi Sumatera, Kalimantan, Jawa, Bali dan Nusa Tenggara.

3. Elang Jawa

Elang jawa atau Nisaetus bartelsi adalah burung berukuran sedang dan populasinya sangat langka. Elang endemik Jawa ini identik dengan lambang negara Republik Indonesia, yaitu Burung Garuda. Elang jawa hidup di kawasan hutan primer dan sekunder pada ketinggian 300 mdpl.

Bentuk sayapnya membulat dan menekuk sedikit ke atas saat melakukan soaring. Ukuran kepalanya tidak terlalu kecil dan cukup proporsional. Ekor elang jawa ukurannya lebih panjang dibanding elang brontok.

Pada bagian kepala terdapat jambul khas dan menjadi ciri utamanya. Tubuhnya didominasi warna cokelat merah dengan dada berwarna putih dan terdapat coretan melintang pada burung dewasa dan berwarna cokelat polos saat elang jawa masih muda.

Kebiasaan terbang elang jawa ialah melakukan soaring atau gliding diatas pepohonan saat berburu. Burung ini cukup pendian dan jarang bersuara, serta nampak anggun saat terbang. Mangsa utamanya adalah kadal, tikus, tupai, kelinci, ayam hutan dan sebagainya.

Burung yang menjadi maskot satwa langka Indonesia sejak 1992 ini berstatus terancam punah atau endangered oleh IUCN. Selain itu, keberadaan elang jawa juga dilindungi oleh undang-undang.

4. Elang Ular Bido

Elang ular bido atau Spilornis cheela adalah burung berukuran sedang antara 50 cm sampai 60 cm. Kebiasaan elang jenis ini ialah mengeluarkan suara berisik. Elang ular bido sangat adaptif sehingga dapat dijumpai di berbagai habitat, mulai dari hutan primer dan sekunder, perkebunan, hutan pantai, sabana hingga daerah dekat dengan pemukiman.

Baca Juga : 7 Hewan dengan Pergerakan Terlambat di Dunia

Sayap elang ular bido membusur membentuk huruf C, agak membulat dan memiliki haris tebal berwarna putih bagian tepi sayap. Ekornya berukuran pendek dan sesekali mengipas. Area matanya tidak ditumbuhi bulu. Sedangkan bagian tubuhnya didominasi bulu cokelat tua hingga hitam, serta terdapat totol putih di area dada dan perut.

Elang ular bido mempunyai kebiasaan terbang soaring atau gliding. Selain itu, elang ini juga mempunyai kebiasaan secara gerilya diantara tajuk saat berburu. Satwa ini sering mengeluarkan suara ribu berupa siulan. Mangsa utamanya adalah ulat, kelinci, tikus, kadal, bajing, kelinci dan sebagainya.

Area sebaran elang bido cukup luas dan hampir di seluruh Asia, mulai dari India, Nepal, Srilanka, Cina, Semenanjung Malaya, Sunda Besar, hingga Filipina.

5. Elang Ular Jari Pendek

Elang ular jari pendek atau Circaetus gallicus adala burung besar dengan ukuran 65 cm. Tubuhnya kekar dengan warna bulu pucat. Burung ini sangat jarang terlihat dan disebut sebagai pengunjung musim dingin yang langka oleh McKinnon dalam “Panduan Lapangan: Burung di Sumatra, Kalimantan, Jawa dan Bali”.

wikimedia

Burung elang jari pendek adalah elang asli Indonesia yang paling sering terlihat di TN. Baluran, Situbondo, Jawa Timur. Secara lebih luas, burung ini juga tersebar di Iran, India Mongoloa, China, Sumatera, Jawa dan Bali.

Ciri jenis elang ini adalah tubuh kekar dengan bulu bagian atas berwarna cokelat keabuan dan bagian bawah berwarna putih dengan coretan gelap, serta pada tenggorokan dan dada berwarna cokelat. Pada bagian perut terdapat garis-garis melintang samar serta empat garis sama pada ekornya.

Saat remaja warna bulunya lebih pucat dibanding saat dewasa. Ketika terbang sayapnya akan mengembang lebar dan panjang dengan garis mencolok pada penututp sayap. Mata elang ular jari pendek memiliki iris kuning, paruh hitam keabuan, serta kaki kuning kehijauan.

Satwa ini menghuni pinggiran hutan dan semak sekunder. Kebiasan terbangnya melingkar dan meluncur dengan bentangan sayap lurus dan datar. Selain itu, ia juga mempunyai kebiasaan terbang melayang seperti burung alap-alap.