Beberapa Perbedaan Armadillo dan Trenggiling, Mereka Sama-Sama Hewan Berkulit Keras!

armadilo dan tringgiling
Agustus 26, 2023 0 Comments

Melihat armadillo dan trenggiling secara sekilas pasti susah untuk dibedakan. Apalagi keduanya memiliki kulit yang mirip sisik sehingga susah untuk dikenal. Walaupun begitu, ada banyak hal yang bisa mengidentifikasi bahwa kedua hewan tersebut berbeda.

Misalnya saja gigi, armadillo memiliki hingga ratusan gigi namun beda dengan trenggiling yang tidak memiliki gigi sama sekali. Tenang saja, walaupun trenggiling tidak punya gigi mereka bisa mencerna makanan dengan caranya sendiri. Seperti apa caranya ya? Yuk simak, beberapa perbedaan termasuk cara makan keduanya.

1. Klasifikasi Ilmiah

Armadillo dan trenggiling termasuk dalam kingdom Animalia, Filum Chordata, Kelas Mammalia yang sama. Namun Armadillo masuk dalam Orde Cingulata, Family Dasypodidae dan Genus Dasypus. Hewan ini banyak ditemukan di Amerika Selatan, Amerika Tengah, dan Amerika Serikat bagian selatan.

Baca Juga : 9 Fakta Platipus, Hewan Terancam Punah

Sedangkan trenggiling masuk dalam Orde Pholidota, Family Manidae dan Genera Manis, Phataginus, Smutsia. Berbeda dengan armadillo yang banyak ditemukan di Amerika, trenggiling justru banyak ditemukan di Asia Tenggara dan Afrika subtropis.

2. Anatomi tubuh

Walaupun sekilas mirip armadillo dan trenggiling memiliki beberapa perbedaan yang khas.

Secara umum, dikutip dari DifferenceBetween, armadillo memiliki ekor panjang, kaki pendek, mata kecil yang runcing dengan moncong yang panjang seperti tabung. Beratnya mulai tadi 4-7 kg dengan panjang sekitar 75-150 cm. Warnanya abu-abu dan mirip baju besi dengan telinga yang runcing dan menonjol.

Bagian lain yang unik adalah cangkang luar seperti baju zirah yang berwarna cokelat dan keras disebut dengan karapas. Cangkang tersebut digunakan untuk melindungi diri dari bahaya yang mengancam. Orang Spanyol menyebut pelindung tersebut dengan ‘little armored one’ atau si kecil lapis baja.

Sedangkan trenggiling memiliki berat 1,5-33 kg dengan kaki yang panjang dan telinga yang kecil dan bulat. Selain itu, trenggiling juga memiliki perisai eksternal dari sisik epidermis yang tumpang tindih. ‘Perisai’ tersebut tumbuh dari kulit tebal bawah yang ada ditubuhnya. Perisai dengan warna cokelat tersebut memiliki sisik dari ujung kepala hingga ujung kaki.

3. Habitat dan bertahan hidup

Banyak ditemukan di Amerika, armadillo bisa hidup di banyak tempat seperti tempat yang hangat, sedang dan tidak dingin. Termasuk di hutan hujan, padang rumput, semi-gurun, kawasan hutan, ataupun daerah dengan tanah lembap seperti dekat sungai.

Untuk bertahan hidup di tempat tersebut, armadillo memanfaatkan kulit besinya untuk bertahan. Armadillo akan cenderung diam sejenak untuk mengamati pemangsanya namun jika dikejar mereka pandai berlari hingga 30 mill per jam. Armadillo juga pandai bersembunyi bahkan bisa menahan nafas hingga 6 menit di bawah air.

Sedangkan trenggiling banyak ditemukan di Afrika baik bagian selatan, tengah ataupun timur. Serta ada juga di Asia seperti di Cina, Malaysia, India, dan Afrika.  Trenggiling bisa hidup di hutan kering, hutan tropis, sabana dan ada juga yang tinggal di dekat sumber air.

Untuk bertahan hidup, trenggiling memiliki keunikan tersendiri. Trenggiling yang hanya bisa berlari 3 mil per jam ini akan menjadi bola yang rapat agar tidak mudah ditembus oleh pemangsa. Selain itu, trenggiling bisa menyemprotkan asam yang bau seperti sigung agar tidak diganggu.

4. Pola makan

Armadillo termasuk hewan omnivora yang makan segalanya seperti makan tumbuhan, vertebrata kecil ataupun serangga. Untuk memakan makanan tersebut, trenggiling memiliki gigi untuk mengunyah. Bahkan armadillo raksasa memiliki hingga ratusan gigi untuk makan.

Sedangkan trenggiling adalah karnivora yang memakan rayap ataupun semut. Namun beberapa ilmuwan menyebutkan bahwa trenggiling juga masuk dalam insektivora. Uniknya, trenggiling tak memiliki gigi untuk mengunyah namun otot yang kuar dan ‘kerikil’ kecil di perut membantunya menggiling makanan.

5. Reproduksi

Untuk reproduksi, dilansir dari DifferenceBetween, armadillo jantan dan betina melakukannya pada akhir musim panas antara Juni dan September. Di mana armadillo betina mengalami delayed implantation yang berlangsung 3-4 bulan. Delayed implantation adalah sel telur yang telah dibuahi mengapung di rahim sebelum ditanamkan. Armadillo bisa beranak 1 hingga 12 anak tergantung spesiesnya.

Sedangkan trenggiling termasuk hewan yang penyendiri sehingga, betina dan jantan hanya berkumpul untuk kawin setahun sekali. Perkawinan tersebut biasa dilakukan pada musim panas atau musim gugur dengan masa kehamilan 140 hari. Dikutip dari WildlifeInformer, Anak yang dihasilkan lebih sedikit dibandingkan armadillo yaitu 1-3 bayi saja. Uniknya, bayi-bayi tersebut akan menunggangi ibunya selama 3 bulan dan dalam perawatan sang ibu selama 5 bulan.

Sekilas terlihat mirip tak lantas armadillo dan trenggiling masuk dalam klasifikasi ilmiah yang sama. Selain itu, anak yang dilahirkan trenggiling lebih sedikit dibandingkan armadillo karena trenggiling memiliki sifat penyendiri.