Biawak: Mengenal Ciri, Habitat, dan Perilaku Reptil dari Zona Peralihan

Contents
Sebagai salah satu dari anggota keluarga kadal asli Indonesia, biawak adalah reptil yang memiliki ukuran tubuh menengah dan besar dari kerabat Varanidae dan genus Varanus. Dalam bahasa Inggris biawak disebut monitored lizard dan memiliki sekitar 62 jenis.
Tidak hanya memiliki nama dalam bahasa Indonesia dan asing saja, biawak juga dikenal dalam berbagai nama di beberapa daerah yang ada di Indonesia seperti bayawak di Sunda, menyawak di Jawa, sliro di Trenggalek, dan hora di Pulau Komodo atau Pulau Rinca.
Penasaran dengan biawak dari habitat, makanan, hingga perilakunya? Yuk kenali biawak sebagai salah satu reptil yang cukup mudah ditemui di Indonesia melalui ulasan berikut!
Habitat Biawak
Biawak merupakan fauna dari zona peralihan (Austral Asiatic) yang banyak ditemukan di kawasan Nusa Tenggara dan Sulawesi. Seekor biawak untuk habitat hidupnya tidak akan bisa jauh dari perairan, meskipun sesekali dia pergi ke daratan. Biawak akan hidup di hutan yang lembap, padang rumput yang luas, hingga tinggal di tepian perairan sungai atau tepian danau.
Apabila di wilayah perkotaan, biasanya Kawan akan menemukan seekor biawak keluar dari gorong-gorong saluran air yang memiliki arus bermuara di sungai atau danau.
Jika tidak sedang berada di wilayah perairan, biawak juga memiliki kemampuan dalam memanjat pohon. Ini juga menjadi habitat biawak ketika dalam keadaan darurat sedang diserang musuh atau ketika sedang kawin untuk aktif.
Baca juga: Keanekaragaman Fauna Indonesia: Asiatis, Australis, dan Peralihan
Makanan Biawak
Mungkin Kawan penasaran, biawak makan apa ya? Nah, untuk makanan sendiri, nyaris sebagian besar jenis biawak (terutama yang berukuran besar) tergolong karnivora karena akan memakan hewan besar seperti rusa dan babi hutan. Selain memangsa hewan lain, biawak menjadi salah satu reptil yang suka memakan dan mengambil telur dan anak burung. Biasanya akan mengambil telur buaya atau penyu di saat kondisi-kondisi tertentu.
Di sisi lain, sebagian spesies biawak ada juga yang termasuk ke dalam kategori omnivora (pemakan segala) dengan memangsa serangga, berbagai jenis kodok, ikan, reptil-reptil kecil, burung, tikus, cecurut, serta buah dan sayuran.
Ciri-Ciri Biawak
Meskipun masuk ke dalam keluarga reptil, ada beberapa hal yang membedakan biawak dengan reptil lainnya, yaitu:
- Memiliki 4 kaki dengan kuku-kuku yang tajam pada jari-jarinya.
- Rata-rata panjang tubuhnya 1 meter; biawak besar bisa memiliki panjang tubuh hingga 3 meter.
- Memiliki ekor yang panjang dan bentuk tubuh yang semakin mengecil hingga ke ekor
- Memiliki kulit yang tebal sehingga membuatnya tahan dan kebal akan berbagai kondisi cuaca.
- Memiliki lidah yang panjang dan seringkali menjulur serta digunakan untuk menangkap mangsanya.
- Termasuk ke dalam hewan dengan penglihatan yang bagus serta memiliki penciuman yang tajam.
- Memiliki air liur yang cukup beracun untuk menangkap mangsa dengan kadar racun berbeda setiap jenisnya.
- Memiliki corak dengan warna hijau, cokelat, hitam, dan abu-abu.
Perilaku Biawak
1. Sering berjemur
Biawak akan menyerap panas dari sinar matahari sebagaimana hewan reptil yang berdarah dingin. Permukaan yang datar seperti area penuh rerumputan, batu-batuan, hingga batang pohon akan menjadi tempat favorit para biawak untuk mencari paparan langsung sinar matahari.
Hal ini dilakukan untuk menjaga enzim, hormon, dan metabolisme lainnya di dalam tubuh dapat bekerja sebagaimana mestinya. Biawak maupun komodo ini sama seperti hewan reptil lainnya yang tidak dapat mengatur suhu tubuhnya sendiri diakibatkan oleh suhu lingkungan tempat mereka berada. Oleh karenanya, biawak besar melakukan perilaku Termoregulasi, yaitu kemampuan yang dimiliki oleh makhluk hidup untuk mempertahankan suhu tubuh agar selalu berada di kondisi yang optimal.
Aktivitas berjemur dan berteduh ini tidak hanya dipengaruhi oleh cuaca dan suhu tempat mereka berada, tetapi juga dipengaruhi oleh asupan nutrisi yang mereka dapatkan. Semakin banyak nutrisi yang didapatkan, semakin lama durasi mereka untuk melakukan aktivitas berjemur. Begitupun sebaliknya.
2. Termasuk hewan soliter dan diurnal
Untuk bertahan hidup, biawak akan aktif mencari mangsa dan melakukan aktivitas bergerak pada siang hari. Sedangkan ketika malam hari biawak akan kembali ke sarangnya. Di siang hari tadi adalah waktu mereka untuk mencari mangsa sebagaimana hewan karnivora untuk memenuhi kebutuhan dagingnya dengan mencari hewan buruan maupun menjaga wilayahnya dari serangan musuh.
Baca juga: Sederet Fakta “Nyeleneh” Tentang Komodo, Kanibal Hingga Perampok Bangkai
Cara Berkembang Biak Biawak
Tak hanya unik di dalam perilaku keseharian, biawak juga memiliki ciri khas dalam berkembang biak. Biawak terbagi ke dalam dua kebiasaan, mereka hidup berkumpul di daerah dengan sumber air yang sangat terbatas atau hidup sendirian dan kemudian berkumpul saat akan berkembang biak.
Jika sudah memasuki musim kawin yang biasanya antara bulan Mei dan Agustus, biawak jantan akan membuahi biawak betina. Biawak jantan biasanya akan mencari biawak betina untuk bertarung dengan memperluas wilayah jelajahnya sebelum bertemu dengan biawak jantan lainnya.
Setelah biawak birahi selama satu hingga dua minggu di musim kawin, telur akan dierami pada bulan September sebelum bertelur dan menghasilkan anak biawak yang akan dilepas untuk mencari makan sendiri.
Telur biawak biasanya akan disimpan di sebuah tempat yang tidak mudah dijangkau oleh musuh dengan disimpan di bawah tanah dan ditutupi oleh rumput atau mencari gundukan rayap yang secara tidak langsung menutup lubang dan memberikan kehangatan bagi telur serta menjadi tempat yang aman.
Biawak betina akan kembali lagi kurang lebih setelah 4 bulan saat waktunya telur menetas. Bayi biawak akan dengan sendirinya memakan rayap yang menutupi telur sebelum meninggalkan gundukan tanah yang dibuat indukannya.
Klasifikasi Taksonomi
Biawak sendiri secara keseluruhan memiliki lebih dari 62 jenis yang termasuk ke dalam keluarganya. Di bawah ini adalah gambar klasifikasi taksonomi dari biawak:
Adapun jenis biawak menurut situs Reptil Database (2018) yang disadur dari Wikipedia Indonesia, yaitu:
- Varanus acanthurus
- Varanus albigularis
- Varanus auffenbergi
- Varanus bangonorum
- Varanus baritji
- Varanus beccarii
- Varanus bengalensis
- Varanus bitatawa
- Varanus boehmei
- Varanus bogerti
- Varanus brevicauda
- Varanus bushi
- Varanus caerulivirens
- Varanus caudolineatus
- Varanus cerambonensis
- Varanus cumingi
- Varanus dalubhasa
- Varanus doreanus
- Varanus douarrha
- Varanus dumerilii
- Varanus eremius
- Varanus exanthematicus
- Varanus finschi
- Varanus flavescens
- Varanus giganteus
- Varanus gilleni
- Varanus glauerti
- Varanus glebopalma
- Varanus gouldii
- Varanus griseus
- Varanus hamersleyensis
- Varanus indicus
- Varanus jobiensis
- Varanus juxtindicus
- Varanus keithhornei
- Varanus kingorum
- Varanus komodoensis
- Varanus kordensis
- Varanus lirungensis
- Varanus mabitang
- Varanus macraei
- Varanus marmoratus
- Varanus melinus
- Varanus mertensi
- Varanus mitchelli
- Varanus nebulosus
- Varanus nesterovi
- Varanus niloticus
- Varanus nuchalis
- Varanus obor
- Varanus olivaceus
- Varanus palawanensis
- Varanus panoptes
- Varanus pilbarensis
- Varanus prasinus
- Varanus primordius
- Varanus rainerguentheri
- Varanus rasmusseni
- Varanus reisingeri
- Varanus rosenbergi
- Varanus rudicollis
- Varanus salvadorii
- Varanus salvator
- Varanus samarensis
- Varanus scalaris
- Varanus semiremex
- Varanus semotus
- Varanus similis
- Varanus sparnus
- Varanus spenceri
- Varanus spinulosus
- Varanus storri
- Varanus telenesetes
- Varanus timorensis
- Varanus togianus
- Varanus tristis
- Varanus varius
- Varanus yemenensis
- Varanus yuwonoi
- Varanus zugorum
Jenis Biawak yang Dilindungi di Indonesia
Biawak menjadi salah satu reptil yang tersebar luas hampir di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Bahkan, ada beberapa biawak yang dilindungi di Indonesia menurut PERMENLHK No.92 th 2018, selain komodo sebagai salah satu kadal unik yang endemik di Indonesia, yaitu:
- Varanus auffenbergi (biawak Rote)
- Varanus beccarii (biawak Aru)
- Varanus boehmei (biawak Aaigeo)
- Varanus indicus (biawak Maluku)
- Varanus komodoensis (biawak Komodo)
- Varanus melinus (biawak Banggai)
- Varanus nebulosus (biawak abu-abu)
- Varanus panoptes (biawak coklat)
- Varanus prasinus (biawak hijau)
- Varanus reisingeri biawak misool
- Varanus similis (biawak kerdil)
- Varanus timorensis (biawak Timor)
- Varanus togianus (biawak Togian)
Status Kelangkaan/Konservasi
Hingga saat ini, beberapa biawak masuk ke dalam hewan yang dilindungi di Indonesia seperti yang tertuang dalam PERMENLHK No.92 th 2018, ada beberapa jenis biawak yang dilindungi. Peraturan ini dikeluarkan untuk melindungi jenis tumbuhan dan satwa yang dilindungi karena semakin maraknya perburuan dan semakin terancam keberadaanya untuk dijadikan hewan peliharaan dan perdagangan kulit satwa yang akan diolah menjadi tas dan tali jam tangan.
Berdasarkan sebuah studi dari jurnal Herpetological Conservation and Biology, ada sekitar 450.000 kadal raksasa yang dikorbankan setiap tahunnya untuk ditangkap lalu dijadikan hewan peliharaan atau diolah menjadi bahan yang memiliki nilai ekonomi tinggi.
Tak hanya itu, biawak juga kini sedang diburu oleh para petani yang ingin melindungi hewan ternak mereka, perdagangan satwa, hingga sumber protein yang didapat dari dagingnya.
Untuk menjaga biawak dan kadal lainnya dari kelangkaan, perlu dilakukan kesadaran kita bersama dalam menjaganya dan tidak menjadikannya sebagai sumber ekonomi. Di sisi pemerintah juga dapat menjadikan peraturan-peraturan yang sudah ada agar lebih tegas dan memberikan penegakan hukum untuk memberantas perdagangan ilegal keluarga biawak. Dan melakukan konservasi lebih lanjut demi menjaga biawak agar tetap lestari di Indonesia.
Jangan lupa untuk memperingati Hari Kadal Sedunia atau World Lizard Day setiap tanggal 14 Agustus ya!
Baca Juga : https://www.botanicayoruba7.com/tanaman-invasif-yang-sebaiknya-dihindari-merusak-fondasi-dan-dinding-rumah/