Tak hanya penampilan istimewa, tanaman ini juga menyimpan potensi bisnis yang patut diperhitungkan.
Bentuknya terbilang unik. Mengantong dan membulat di bagian ujung. Ada yang bilang mirip tokoh pewayangan Semar dengan perut buncitnya. Lantaran itulah, tanaman ini diberi nama kantong semar. Sekitar dua setengah tahun silam, demam kantung semar mulai mewabah di Indonesia. Mulanya pada 2004 ketika sebuah majalah hobi terkemuka memopulerkan kembali tanaman ini lewat edisi akhir tahunnya. Seperti bola salju, media-media lainnya ikut mengekor.
Puncaknya adalah pada 17 Agustus 2005 saat keelokan tanaman yang punya nama ilmiah kantong semar berasal dari nepenthes spp ini secara khusus dipamerkan di Istana Merdeka saat HUT RI ke-60. Bila akhirnya kantong semar mendapat predikat sebagai tanaman unik, agaknya ini tak berlebihan. Bentuk kantong dan corak warnanya mengandung nilai artistik tinggi. Bahkan, bersama amorphophallus dan bunga bangkai (raflessia), kantong semar termasuk jajaran elite karena disebut sebagai tanaman hias unik.
Keunikan itu pula yang membuat Abdul Kadir terpikat pada si kantong semar. “Saya kadung jatuh hati pada bentuk kantong nepenthes yang unik dan beragam, ” ujar pria kelahiran Pontianak, Kalimantan Barat. Tak kurang dari 1.300 pot kantong semar dikoleksi Abdul Kadir sejak dua tahun silam. Jutaan rupiah ia habiskan untuk hobi anyarnya itu. Sebagian besar koleksinya ia perjualbelikan pula.
Sejak kecil Abdul Kadir memang telah akrab dengan tanaman yang disebut periuk kera di tempat kelahirannya, di Pontianak. Ia mulai melirik kembali kantong semar saat ia kuliah di IPB. Akan tetapi, ia mulai serius mengumpulkan sekitar dua tahun silam. Tak kurang dari 24 jenis nepenthes ia miliki kini. Sebagian besar koleksinya disimpan di penangkaran kantong semar di Pontianak. Adapula yang ditaruh di lokasi nepenthes di Cipayung, Puncak, termasuk pula di ruang pamer nepenthes di bilangan Slipi, Jakarta, dan rumahnya di Bogor.
Namun, Melvin Rossa punya alasan lain untuk menyukai kantong semar. “Ia jenis karnivora yang pasif, ” ujar Melvin, pencinta nepenthes di Jakarta. Tabiat karnivora merupakan keunikan tersendiri nepenthes. Ini yang membikin orang bangga memelihara kantong semar. Seperti halnya Melvin.
Sekitar 400 pot kantong semar mendiami rumah Melvin yang meliputi ciri khusus kantong semar tak kurang dari 40 jenis yang berasal dari pulau-pulau Indonesia dan mancanegara (terutama impor dari Srilanka dan Malaysia). Selama proses perburuan selama tiga tahun, Melvin menghabiskan puluhan juta rupiah. Maklum saja, ada kantong semar asal Borneo yang harganya di atas sepuluh juta rupiah. Adapula yang harganya cuma Rp 3 atau 5 juta saja. Apakah Melvin tak khawatir koleksinya layu lantas mati Ia menyatakan bahwa itu risiko dari sebuah hobi. “Semua pencinta tanaman tahu itu. Hilang dicuri, juga risiko kan Itu biasa, ” tutur Melvin, seorang pengusaha kapal, yang sejak kuliah sebetulnya sudah mulai jatuh hati pada keunikan nepenthes.
Mohamad Apriza Suska juga punya kecintaan serupa pada nepenthes. Ketertarikan pada kantong semar bermula ketika dia magang di rumah kaca terbesar di Ohio State University, AS pada 2003. Saat ini ada lebih dari 80 jenis tanaman karnivora ini yang dikoleksi dan dibudidayakan di kediamannya di desa Ciderum, Caringin, Bogor. Ia juga mengimpor dari Srilanka, Malaysia, Filipina, Jerman, hingga Belanda. Sebagian jadi koleksi pribadinya, sebagian ia jual lagi.
Tampaknya, kantong semar tak sekadar menjadi tanaman yang pantas dikoleksi. Kantong semar juga merupakan adaptasi kantong semar tanaman pembawa rezeki. Setidaknya inilah yang dialami Abdul Kadir. Dari seratus lusin koleksinya, ada satu yang paling favorit. Sebuah nepenthes jenis bicalcarata yang tinggi kantongnya 30 cm dengan volume setara dua botol minuman ringan bersoda. Warnanya merah menyala. Tanaman ini ia temukan di pedalaman Pontianak dan ia besarkan selama dua tahun hingga pesonanya memancar kuat.
Sebetulnya, bukan keelokan warna yang membikin spesies bicalcarata amat khas. Tapi, dua pucuk menyerupai taring yang menggantung di atas perutnya. Seringai sepasang taring ini tak bakal Anda jumpai pada seluruh 82 spesies nepenthes. Bila dipandang sekilas, “Ia tampak seperti kepala naga, bukan ” kata Abdul Kadir.
Ketika akhirnya bicalcarata kesayangannya ditawar orang pada awal Januari tahun silam, Abdul Kadir pun mendapat rezeki. “Dilepas 13 juta rupiah, ” kata laki-laki lulusan Institut Pertanian Bogor (IPB) ini. Suska pun punya perasaan serupa. Ditemui di sebuah pameran tanaman hias Ahad lalu (28/1), Suska melabeli kantong semar dagangannya dengan sebutan kantong semar rezeki . “Sebagian percaya memelihara kantong semar bisa mendatangkan rezeki, he he, ” ujar pemilik Suska Nurseri ini sumringah. Boleh percaya, boleh tidak. n imy
Kisah Si Perut Buncit
Di jagad nepenthes, ada lima bentuk perut buncit yang dapat dijumpai. Sebutlah macam bentuk tempayan seperti jenis ampullaria; bentuk telur atau oval (kantong bawahrafflesiana); bentuk silinder (gracilis), bentuk corong (kantong atas rafflesiana), dan bentuk pinggang (gymnamphora).
Banyak yang menyangka kantong tersebut adalah bunga nepenthes. Padahal, kantong ini adalah daun yang berubah bentuk. Kantong ini bukan pula pajangan belaka, melainkan punya kegunaan penting. “Lubang kantong berfungsi menangkap serangga, ” tutur Kadir. Inilah mengapa kantong semar disebut tumbuhan karnivora alias pemakan daging (serangga).
Serangga yang terjebak masuk ke dalam kantong dipastikan bakal tewas. Sebab, nepenthes mengeluarkan enzim pengurai yang disebut proteolase. Ia bersifat racun untuk serangga, namun berguna untuk proses penciptaan nutrisi bagi kantong semar sendiri. Proteolase mengurai serangga tadi menjadi unsur-unsur yang lebih sederhana, seperti nitrogen, fosfor, kalium, dan garam mineral. Ini adalah vitamin penting bagi nepenthes agar tetap bugar.
Keelokan perut buncit nepenthes seolah mampu memikat lalat, semut, atau laron agar terjerumus ke dalam lubangnya. Namun, yang sesungguhnya adalah lubang kantong semar mengeluarkan aroma lezat yang ampuh menipu serangga-serangga kelaparan. Ibaratnya seperti perangkap tikus, tapi buat serangga. imy
Bisnis yang Menggiurkan
Mohamad Apriza Suska berkisah, banyak warga AS yang ternyata hobi mengoleksi kantong semar. Namun, stok tanaman hias ini tak mudah diperoleh, meski permintaannya banyak. Sejumlah kantong semar malah ia dapati ketika magang di rumah kaca terbesar di Ohio State University, AS pada 2003. Bentuknya yang unik membuatnya terkagum-kagum. “Kamu enggak usah heran. Tanaman ini kami dapat dari negara kamu, ” kata Lawrence Mellichamp, pemimpin rumah kaca ini.
Indonesia memang tercatat sebagai surga tanaman kantong semar dunia. Lebih dari 64 spesies nepenthes bercokol hutan-hutan Nusantara atau 60 persen total kantong semar di muka Bumi. Sayangnya, potensi luar biasa ini tak digarap serius. Justru, kata Abdul Kadir, Malaysia dan Thailand lebih dahulu membudidayakan kantong semar. Di Belanda, budidaya nepenthes dari famili nepenthaceae bahkan sudah dikembangkan dalam skala industri dan menjadi penyumbang devisa besar bagi negara itu. Ironisnya, tak sedikit kantong semar-kantong semar yang berasal dari Indonesia.
Padahal, jika dikembangkan serius nepenthes bisa jadi bisnis yang menggiurkan. Dalam sebulan, omzet penjualan kantong semar Abdul Kadir pernah mencapai Rp 30 jutaan. Satu pot kantong semar ada yang ia jual Rp 50 ribu hingga Rp 5 juta. “Ada juga warga Malaysia yang memesan, ” kata pemilik Borneo Nurseri itu.
Suska juga ingin menjadikan kantong semar tuan di rumah sendiri. Terasa mengherankan, kata Suska, sebagai pusat nepenthes dunia banyak orang tak mengenal tumbuhan ini. Malah sejumlah spesies nepenthes terancam punah. Karenanya ia menjual dengan harga terjangkau dari harga lima ribu rupiah per pot. Dia berharap, makin banyak orang menaman kantong semar. imy
Mari Berkenalan
Tak kenal, maka tak sayang. Bagi Anda yang baru kali ini mengenal kantong semar, tak ada salahnya tahu lebih dalam tentang tanaman menarik satu ini.
Sejuta nama
Kondang disebut kantong semar, tanaman ini sebetulnya memiliki beragam sinonim. Di Riau dan Kalbar ia disebut periuk monyet , di Jambi kantong beruk , di Bangka ketakung , serta sorok raja mantri untuk orang Jawa Barat.
Di daerah asalnya, Kalimantan, tanaman ini bahkan diistilahkan berbeda manfaat kantong semar oleh setiap suku. Suku Dayak Katingan (Kalteng) menyebutnya ketupat napu (napu artinya rawa). Konon warga suku Kantingan kerap memanfaatkan tanaman yang tumbuh di rawa ini untuk menanak nasi. Mula-mula beras dimasukkan ke dalam kantong, kemudian ia dikukus layaknya ketupat.
- Gelas anggur
Di dunia ilmiah, kantong semar diistilahkan sebagai nepenthes. Ini sejatinya merupakan nama sebuah gelas anggur. Istilah nepenthes diperkenalkan JP Breyne pada 1689 ketika ia sulit menjelaskan nama sebuah tanaman unik yang ditemukan di Srilanka.
- Borneo
Nepenthes tersebar mulai dari Australia bagian utara, Asia Tenggara, hingga Cina bagian selatan. Pulau Borneo (Kalimantan, Sarawak, Sabah, dan Brunei) tercatat sebagai pusat nepenthes paling kaya di dunia. Nyaris separuh (32 jenis) spesies nepenthes hidup di pulau besar ini. Menurut pakar botani dari Pusat Penelitian Biologi LIPI, Muhamad Mansur, Msc, nepenthes bukan cuma ditemukan di hutan hujan tropis dataran rendah, tetapi juga di hutan pegunungan, hutan gambut, hutan kerangas, gunung kapur, padang savana bahkan danau.
- Perlakuan khusus
Sebagai tanaman unik, nepenthes memerlukan perlakuan khusus dalam bunga kantong semar pemeliharaannya. Nepenthes selalu butuh kelembaban cukup tinggi. Karenanya sehari dua kali ia harus disiram air terutama untuk yang berada di luar ruangan dan 2-3 hari sekali bagi tanaman yang berada dalam ruangan. Suhu udara mesti berkisar antara 23 derajat hingga maksimum 31 derajat Celcius. Tananam ini bisa dikembangkan lewat stek batang.
Hati-hati dengan sinar
Pemaparan sinar matahari pun harus diperhatikan. Shading net atau intensitas cahaya hanya 50 persen yang diterima tanaman umumnya cukup baik untuk nepenthes dataran rendah. Sementara kantong semar dataran tinggi idealnya memperoleh paparan 75 persen cahaya.
Baca Juga : https://www.botanicayoruba7.com/proses-fotosintesis-pada-tumbuhan/