Kendalikan Populasi Kuda, Istana Cipanas Gandeng IPB

Istana Kepresidenan Cipanas bekerja sama dengan Sekolah Vokasi (SV) dan Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedis (SKHB) Institut Pertanian Bogor (IPB) University melaksanakan kastrasi dua ekor kuda jantan koleksi Istana Kepresidenan Cipanas di halaman belakang Istana Cipanas pada Jumat, 19 Mei 2023 lalu.
Kastrasi adalah pengangkatan testis pada kuda jantan untuk menghilangkan kemampuan reproduksi, sehingga tidak dapat menghamili kuda betina. Kastrasi ini dilakukan dengan harapan dapat mengurangi sifat agresif kuda dan mengendalikan populasi kuda yang sudah melebihi kapasitas di Istana Cipanas.
Saat ini koleksi kuda Istana Cipanas sudah berjumlah 23 ekor, terdiri dari 10 ekor jantan dan 13 ekor betina. Kuda yang akan dikastrasi adalah dua ekor kuda jantan bernama Birma (usia 5 tahun 11 bulan) dan Junior (2 tahun 10 bulan). Kedua kuda ini dipilih karena masih berusia muda, sehingga karakternya masih bisa dibentuk dan diharapkan proses penyembuhan lukanya dapat lebih cepat.
Kegiatan kastrasi ini merupakan bagian dari kerja sama Sekretariat Presiden dan IPB yang sudah berjalan hampir lima tahun. Untuk pelaksanaan operasi, SV dan SKHB IPB menugaskan enam orang dokter hewan yang merupakan staf pengajarnya dibantu dengan para mahasiswa. Bagi para mahasiswa SV IPB, kegiatan ini sekaligus menjadi praktek mata kuliah Teknik Persiapan dan Perawatan Pasca Operasi.
Operasi Birma dan Junior yang berlangsung sekitar 2,5 jam dapat berjalan lancar. “Kedua kuda ini kandidat yang baik sekali untuk operasi. Umurnya masih sangat muda, sehingga di akhir operasi kita mendapatkan hasil yang cukup maksimal karena tidak banyak pendarahan” ujar drh. Budhy Jasa Widyananta, staf pengajar SKHB IPB yang mengoperasi kedua kuda tersebut. Sepekan pertama setelah operasi, Birma dan Junior tetap dimonitor oleh para mahasiswa di bawah pengawasan staf pengajar SV dan SKHB IPB.
Kuda (Equus caballus atau Equus ferus caballus) adalah salah satu dari sepuluh spesies modern mamalia dari genus Equus. Sejak dahulu hewan ini merupakan salah satu hewan peliharaan yang berfungsi secara ekonomis dan memiliki nilai historis. Kuda juga memegang peranan penting dalam pengangkutan orang dan barang selama ribuan tahun.
Kuda dapat ditunggangi oleh manusia dengan menggunakan sadel dan dapat pula digunakan untuk menarik sesuatu, seperti kendaraan beroda, atau bajak. Pada beberapa daerah, kuda juga digunakan sebagai sumber makanan. Walaupun peternakan kuda diperkirakan telah dimulai sejak tahun 4500 SM, bukti-bukti penggunaan kuda untuk keperluan manusia baru ditemukan terjadi sejak 2000 SM.
Dalam bahasa Jawa disebut jaran, bahasa Makassar disebut jarang.
Sejarah kuda
Para ilmuwan awalnya berpendapat bahwa leluhur kuda modern pertama kali didomestikasi sekitar tahun 3500 SM atau 5500 tahun yang lalu di Botai, Asia Tengah. Namun, pendapat ini ditentang oleh sekelompok ilmuwan lain yang menerbitkan penelitian pada 2021 lalu. Berdasarkan hasil sekuens genom DNA kuda kuno, ditemukan bahwa padang stepa Eurasia Barat, tepatnya kawasan Volga-Don, adalah habitat kuda domestik modern. Tak hanya itu, kuda domestik modern ini menyebar dengan cepat ke luar Eurasia dan menggantikan populasi kuda lokal lainnya. Persebaran kuda domestik modern ini bersamaan dengan budaya material berkuda, termasuk kereta roda dari kebudayaan Sintasthta pada 2000 SM.
Ukuran
Kuda-kuda yang ringan, seperti kuda Arab, Morgan, Quarter Horse, Paint dan Thoroughbred beratnya bisa mencapai sekitar 590 kg.
Kuda dalam kebudayaan
Kuda telah memainkan peran yang luas dalam kebudayaan manusia. Hewan ini pertama kali dimanfaatkan sebagai hewan tunggangan oleh suku-suku pengembara (Nomaden) di padang rumput dan gurun Asia Tengah dan Utara. Peran berikutnya adalah sebagai hewan penarik.
Kuda dalam berbagai kebudayaan dianggap sebagai simbol kebebasan, kecerdasan, dan kekuatan.
Dalam penanggalan Tionghoa, mereka yang dilahirkan pada shio kuda bersifat cerdas, mandiri, dan berjiwa merdeka.
Baca Juga : https://www.botanicayoruba7.com/5-perbedaan-utama-kera-dan-monyet/