Contents
Squamata (Pelafalan Inggris: /skwæˈmeɪtə/, dari bahasa Latin squamatus (“bersisik”)) adalah ordo reptil terbesar, terdiri dari kadal, ular, dan Amphisbaenia (kadal cacing), yang secara kolektif diketahui sebagai squamata atau reptil bersisik. Dengan lebih dari 10,900 spesies, ordo ini juga merupakan ordo squamata hidup kedua terbesar vertebrata hidup, setelah Perciformes. Anggota ordo dibedakan dari kulit, yang memiliki sisik atau tameng. Mereka juga memiliki tulang kuadrat, memungkinkannya untuk menggerakan rahang atas yang berdekatan dengan neurokranium. Hal ini terutama terlihat pada ular, yang bisa membuka mulutnya dengan sangat lebar untuk menampung mangsa besar. Squamata adalah ordo reptil yang paling bervariasi ukurannya, dari yang terkecil cecak kerdil (Sphaerodactylus ariasae) yang berukuran 16 mm (0,63 in) hingga yang terbesar anakonda hijau (Eunectes murinus) yang berukuran 8,43 m (27,7 ft) dan Mosasauroidea yang sudah punah, yang mencapai 14 m (46 ft).
Diantara reptil lain, squamata merupakan yang paling dekat ke tuatara, yang secara dangkal mirip kadal.
Evolusi
Kekerabatan squamata diperdebatkan. Meskipun banyak kelompok yang awalnya dikenali berdasarkan morfologi masih diterima, pemahaman tentang hubungan mereka satu sama lain telah berubah secara radikal sebagai hasil dari mempelajari genom mereka. Iguania awalnya dikira sebagai kelompok mahkota squamata paling awal berdasarkan data morfologis, namun data genetik menunjukkan bahwa cecak adalah kelompok mahkota squamata paling awal.[9] Iguania sekarang disatukan dengan ular dan Anguimorpha dalam klad yang disebut Toxicofera. Data genetik juga menunjukkan bahwa berbagai kelompok tanpa kaki – ular, Amphisbaenia, dan Dibamidae – tidak berkerabat, dan bukannya muncul secara independen dari kadal.
Sebuah studi pada tahun 2018 menemukan bahwa Megachirella, genus Lepidosauria punah yang hidup sekitar 240 juta tahun yang lalu selama Trias Tengah, adalah squamata batang, membuatnya menjadi squamata tertua yang diketahui. Analisis filogenetis telah dilakukan dengan melakukan pemindaian tomografi komputer sinar-X mikrofokus (micro-CT) beresolusi tinggi pada spesimen fosil Megachirella untuk mendapatkan data detail mengenai anatomi-nya. Data ini kemudian dibandingkan dengan dataset filogenetis yang menggabungkan data morfologis dan molekuler 129 taksa reptil hidup dan punah. Perbandingannya menunjukkan bahwa Megachirella memiliki ciri-ciri ordo squamata beberapa fitur yang unik untuk squamata. Studi tersebut juga menemukan bahwa cecak adalah squamata kelompok mahkota paling awal, bukan iguana.
Klasifikasi dan filogeni
Secara historis, ordo Squamata telah dibagi menjadi tiga subordo:
- Lacertilia (kadal)
- Serpentes (ular (lihat juga Ophidia))
- Amphisbaenia (kadal cacing)
Dari pembagian tersebut, kadal membentuk kelompok parafiletik, karena “kadal” tidak termasuk subklad ular dan Amphisbaenia. Studi hubungan squamata juniperus squamata yang menggunakan biologi molekuler telah menemukan beberapa garis keturunan yang berbeda, meskipun rincian spesifik dari keterkaitan mereka bervariasi dari satu studi ke studi berikutnya. Salah satu contoh klasifikasi modern dari squamata.
Status Konservasi Reptilia Anggota Ordo Squamata yang Diperdagangkan di Surabaya
Abstract
Ordo Squamata terdiri atas kelompok ular, kadal dan kadal cacing. Anggota ordo ini merupakan yang terbanyak dalam kelas Reptilia. Kelompok ular dan kadal memiliki keunikan bentuk dan corak sisik yang indah sehingga kedua hewan ini banyak diperdagangkan di beberapa kota besar di Indonesia. Perdagangan hewan reptil tersebut dapat ditemukan juga di kota Surabaya. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi spesies reptilia anggota ordo Squamata yang diperdagangkan secara bebas di wilayah Surabaya dan mendeskripsikan status konservasi reptilia anggota ordo Squamata yang diperdagangkan secara bebas di wilayah Surabaya. Metode penelitian yang dilakukan adalah observasi langsung dan wawancara. Observasi dilakukan di tiga pasar hewan di Surabaya antara lain: Pasar Bratang, Pasar Burung Kupang, dan Pasar Gunung Sari. Wawancara dilakukan dengan pedagang dan kolektor untuk memperoleh data tambahan tentang ordo Squamata yang diperdagangkan. Data dianalisis secara deskriptif. Hasil yang diperoleh yaitu sebanyak 17 jenis reptilia ordo Squamata yang diperdagangkan di Surabaya. Status konservasi ketujuh belas reptilia tersebut ditinjau dari IUCN Red List yaitu: Least Concern (LC), Vulnerable (Vu), Near Threatened (NT), dan Not Evaluated (NE). Ditinjau CITES terdiri atas 10 jenis statusnya Appendiks II dan 7 lainnya memiliki status konservasi Not Listed. Berdasarkan PP RI No.7/1999 status konservasi tujuh belas reptilia anggota ordo Squamata tersebut terdiri atas 16 jenis yang tidak dilindungi dan terdapat 1 jenis yang dilindungi.
Squamata consist of snakes, lizards, and warm lizards. Member of this order is the most number ordo squamata adalah in Reptilian classis. Snakes and lizards have unique type and attractive scale until both of this animals traded freely in some big city in Indonesia. This reptilian trade also occours in Surabaya. The purposes of this study were to identify species from member of Order Squamata which counted on animal trade in Surabaya and to describe the status of conservation from Reptilian classis member of Order Squamata, which counted on animal trade in Surabaya. This study used two method, there were observation and interview. Observation took place in tree different animal markets, there were Bratang Market, Kupang Birds Market, and Gunung Sari Market. Interview hold with animal trader and animal collector for collecting additional information about animal trade from Squamata Ordo. Data were analyzed descriptively. Result of this study showed that 17 species of Squamata traded freely in Surabaya. The status of conservation of those, seventeenth animals, based on IUCN Red List are Least Concern (LC), Vulnerable (Vu), Near Threatened (NT), dan Not Evaluated (NE). Based on CITES, the status of conservation from Reptilian classis member of Squamata Ordo which counted on animal trade in Surabaya consist of Appendix II and not listed category. Based on Government Regulation Number 7 Year 1999, the status of conservation of those reptiles were one protected animal and 16 unprotected animals.
Baca Juga : https://www.botanicayoruba7.com/kura-kura/